Senin, 19 Juli 2010

Surat untuk Dia!

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Kepada mu calon istri ku …

Aku ingin menjadi lelaki terakhir dalam hidup mu, menikah adalah keharusan yang harus kita jalani untuk menyempurnakan agama kita, tapi aku tidak mau menikah hanya membuat kufur nikmat kepada-Nya, tidak menjadikan mu wanita yang istimewa seperti Aisyah, tidak menjadi adil bagi mu dan keluarga mu. Aku tidak menginginkan iru, yang aku inginkan adalah dapat membahagiakan mu didunia yang sesaat ini dan harus wajib membahagiakan mu didunia yang kekal nantinya.

Seorang wanita, yaitu kamu …
Maafkan aku jika menyakiti mu lewat ucapan atau tingkah ku bukan untuk ingin melukai perasaan mu, tetapi melainkan hanya keegoisan ku sebagai lelaki, jumawa ku sebagai pendamping mu, dan kesombongan ku sebagai Adam.

Duhai wanita, yaitu kamu …

Aku memang kadang mengeluarkan marah ku secara berlebihan, tidak melihat kamu sebagai mahluk yang harus aku kasihi bukan dizalimi, semoga Ya Rabbi tidak akan membalas atas kekasaran ku kepada mu. Hanyalah permintaan maaf yang ingin aku ucapkan dengan setulus hati dengan berharap bahwa kamu masih menjadikan ku sebagai lelaki mu, sebagai penuntun jalan mu, sebagai Adam dalam keluarga mu.

Maafkan atas semua salah yang telah aku perbuat, atau nanti yang belum aku lakukan. Karena aku hanyalah lelaki yang selalu ditemani oleh syetan untuk membuat ku lupa akan derajat ku dan keinginan ku untuk menjaga dan mengasihi kamu sebagai titipan-Nya untuk ku.
Maafkan aku wahai wanita, bila emosi ini membuat mu geram
Maafkan aku wahai wanita, jika amarah ini membuat mu terisak tangis
Maafkan aku wahai wanita, dalam hari-hari kedepan nantinya
Maafkan aku wahai wanita, untuk segala khilaf dan nafsu ku
Maafkan aku wahai pendamping surga ku kelak, maaf dan maaf

Kepada mu, wanita …

Kadang kehidupan ini memaksa ku untuk melupakan apa yang menjadi tanggung jawab besar ku kepada-Nya, melupakan yang seharusnya aku jalankan penuh dengan rasa bersyukur atas nikmat-Nya. Entah apa yang telah membuat ku alpa atas segala yang telah aku nikmati selama ini. Aku telah dipertemukan oleh kamu kembali, aku telah diberikan pekerjaan yang dapat membahagiakan mu, aku yang kadang alpa cara untuk berterima kasih kepada-Nya.

Kepada mu, wanita …

Ingatkan aku jikalau mata ini selalu bermimpi yang bukan untuk menjadi tawakal,
Ingatkan aku jika lisan ini mengucapkan sesuatu yang menjerumuskan kita kepada neraka-Nya,
Ingatkan aku bahwa tangan ini tidak boleh mengambil apa yang bukan menjadi miliknya,
Ingatkan aku untuk terus melangkahkan kaki ini kepada jalan-Nya bersama mu dan keluarga kecil kita,
Ingatkan ketika aku terlalu senang mencari kenikmatan dunia semu ini,
Ingatkan aku wanita ku bahwa aku menjadikan mu pendamping ku karena rasa cinta ku kepada-Nya,
Ingatkan aku untuk tetap menjadi penerang hari-hari kita, menjadi awan yang menutupi segala kemuraman dunia.

Untuk mu, calon istri ku …

Maafkan jika nanti saat meng-Ijab mu aku tidak membuat sesuatu yang istimewa dalam hari istimewa kita, kaena dasar ku untuk meng-Ijab mu adalah bukan untuk kenikmatan sesaat tetapi akupun tidak juga ingin melewatkan hari special tersebut. Yang pasti aku akan meniatkan bila saat tibanya nanti aku akan mengajak semua ciptaan-Nya untuk berseru dan mendoakan untuk Sakinah Warahmah Ma Waddah bagi kita berdua dan untuk keluarga kita berdua. Amin…Amin…Ya Rabbal Alamiin

Wa'alaikumussalam WR WB

0 komentar:

Posting Komentar